Suatu temuan, invensi, atau pembaruan pasti muncul dari suatu kebutuhan mendesak. Benarla apa yang dikatakan oleh Tom Kelly bahwa kebutuhan adalah ibu dari berbagai penemuan. Di dunia Seni Grafis / Printmaking monoprint dan monotype bahkan yang dengan handcolouring sekalipun, telah jadi bagian dari produk dan aktivitas serta kelaziman Seni Grafis.
Dengan mempertimbangkan kondisi dalam objektif dan fakta-fakta yang ada, kiranya pemahaan kontekstual atas Seni Grafis dan khususnya monoprint perlu disosialisasi. Mindset yang membentuk para pegrafis yang membuat mereka tidak berani bereksplorasi keluar dari kotak-kotak tradisional dan konvensional, perlu ditinjau kembali dan diurai. Dari pada memilih paradigma dan cara pemahaman yang membuat para pegrafis merasa bersalah, lebih baik membentuk cara pandang baru yang selalu mendorong dan mengapresiasi para pegrafis untuk terus membuka wilayah, ruang-ruang jelajah serta kemungkinan baru. Monoprint adalah Seni Grafis yang mengnon-aktifkan fasilitas pencetakan edisi, atau yang tidak harus dibebani dengan 'ritual' untuk membuat sejumlah edisi yang identik kalau sekiranya memang tidak dibutuhkan. Sejarah telah mengajarkan bahwa segala sesuatu produk budaya megalami fluktuasi; sesuatu yang tadinya populer jadi tak populer, atau sebaliknya. Sekarang angin sedang menghembusi monoprint, barangkali sedang musimnya.
Monoprint on canvas yang diusung oleh beberapa grafikus muda yang tampil dalam pameran ini, ada satu poin kreativitas tersendiri yang layak dsioroti. Merkea telah menganyam kebaruan dan kesegaran untuk menjadi suatu genre tersendiri. Prosesnya tidak rumit dan tak sulit setelah diketahui, namun proses ke sananya lah yang membutuhkan kejelian dan keterlibatan yang mendalam.